Tiap bangsa merefleksikan sikap, pikiran dan perasaan mereka dalam sikap dan gerakan tubuh yang diajarkan oleh tata krama dan etika yang berlaku sangat dipengaruhi oleh “nilai-nilai” budaya mereka yang mereka pegang teguh. Untuk sebuah perasaan yang sama, tiap bangsa mungkin merefleksikannya dalam posisi atau gerakan tubuh atau anggota badan yang berbeda dan yang dalam budaya lain mungkin dianggap “aneh” atau malah punya arti yang sebaliknya dari budaya mereka. Pengetahuan tentang perbedaan budaya dengan segala implikasinya dalam proses interaksi dan komunikasi sangat penting dikuasai oleh siapapun yang terjun dalam pergaulan internasional termasuk dalam konteks bisnis yang semakin meng-“global”.
Seringkali saya menemukan media komunikasi masa seperti iklan atau alat promosi lainnya yang menggunakan ilustrasi visual berisi bangsa asing yang bersumber dari negara-negara “Barat” agar memberi kesan modern. Sayangnya, ilustrasi tersebut mereka pasang atau gunakan tanpa mencari dulu informasi yang tepat tentang arti dari ilustrasi tersebut. Misalnya, pada tahun 2015 lalu, saya melihat iklan yang dimuat oleh sebuah lembaga pendidikan dan pengembangan “kepribadian” di Jakarta yang dihiasi dengan ilustrasi gambar dibawah ini.
Saya tahu yang dimaksud yaitu bahwa gambar itu adalah untuk menunjukan bahwa setelah mengikuti kursus/pelatihan di sekolah mereka, peserta akan berubah dalam penampilan dan sikapnya. Dimulai dari postur yang paling kiri yang dianggap “tidak profesional” (malah mungkin dianggap “kampungan”) menjadi yang paling kanan yang dianggap mencerminkan postur dan penampilan yang profesional.
Kalau posture dan gesture yang paling kiri dianggap “ngampung” dan tidak profesional, lalu apakah orang-orang dalam foto dibawah ini “ngampung” dan tidak profesional?
Perwira berseragam loreng itu adalah seorang Letnan Kolonel TNI AD Komandan Resimen Taruna AKMIL berfoto dengan seorang Taruna AKMIL turunan Tionghoa asal Medan yang jadi kebanggaan AKMIL. Apakah mereka bisa disebut ngampung karena gayanya itu?
Kemudian lihat foto dibawah ini. Itu ada saya saat berfoto bersama para pakar dari India, Iran, USA dan Ingeris setelah melakukan presentasi dalam sebuah Konferensi HRM di Teheran, Iran tahun 2003 lalu.
Bila berpatokan pada ajaran sekolah Kepribadian itu maka dalam foto itu saya adalah satu satunya yang ngampung dan tidak profesional. Hahahaha.
Tapi bagaimana dengan foto dibawah ini? Padahal dua orang dalam foto itu adalah para eksekutif perusahaan besar di Amerika Serikat.
Kembali ke foto pertama yang digunakan sebagai iklan itu, postur tubuh yang paling kanan itu, yang dikonotasikan sebagai wanita karir modern dan profesional, di negara “barat” sendiri justru dianggap sebagai sikap tubuh seseorang yang “melindungi” diri karena khawatir terhadap orang orang disekelilingnya.
Untuk mendapat informasi yang lebih lengkap tentang hal itu silahkan baca buku saya berjudul: “Menjadi Tenaga Profesional Berkelas Global”. Sedangkan yang ditulis dalam bahasa Ingeris karena ditujukan untuk pembaca yang bangsa asing berjudul; “Getting Down To Business in Indonesia”. Dua duanya diterbitkan oleh P.T. Intipesan pada awal bulan September 2016.
Selamat membaca.
Jakarta Akhir Januari 2017