Dalam hikayat para Nabi ada diceriterakan bahwa Nabi Ibrahim mencapai usia 1000 tahun dan Nabi Nuh mencapai usia 500 tahun tetapi pada masa akhir jaman ini sulit menemukan orang yang berusia ratusan tahun. Batas maksimal, kita bisa hidup hanya 100 tahun lebih (itupun hanya ada satu diantara seratus ribu orang). Saat menulis ini, saya sudah mencapai usia 81 tahun lebih 8 bulan dan saya tidak tahu sampai berapa lama lagi saya akan hidup dan bisa melakukan berbegai aktivitas fisik dan menyal. Demikian pula anda semua. Mungkin saja anda dapat hidup hingga usia 100, 90 atau 80, itu berarti tinggal 10 tahun lagi. Tapi kita semua tidak ada yang tahu karena tentang berapa umur kita hanya Allah SWT – Sang Pencipta yang tahu. 

        Tapi justru karena manusia tidak diberi tahu kapan hidupnya akan berakhir maka kita punya alasan untuk tetap aktif dan berkarya seolah olah kita akan hidup selamanya. Tentu saja tanpa melupakan bahwa hari inipun atau besok kita bisa meninggalkan dunia ini. PERLU PERSIAPAN KHUSUS. Sebagian dari isi Catatan ini adalah kiriman para sahabat saya Bung Didik Kuntadi dan Bambang Wibisono yang kira-kira seusia dengan saya. Kiriman mereka saya ramu dengan bahan-bahan yang ada di otak saya sendiri. Terima kasih untuk anda berdua. Untuk tetap bisa aktif di usia tua, beberapa hal dibawah ini harus dipenuhi. 

  1. KEMAUAN dan KEYAKINAN. Untuk bisa aktif terus dihari tua diperlukan kemauan yang keras. Tapi semua itu tergantung pada prinsip hidup dan nilai-nilai yang kita jadikan pegangan. Kebanyakan dari mereka yang “pensiun” sebagai pegawai pada tingkat apapun langsung menganggap bahwa begitu mereka pensiun maka berakhir pula kiprahnya di dunia ini. Mereka yang seperti itu berpikir bahwa sudah tiba waktunya bagi mereka untuk istirahat dan menyerahkan segalanya kepada generasi yang lebih muda. Tentang hal itu saya akan kutip apa yang dikatakan oleh Mr. Lee Kuan Yew dibawah ini: “Jika saat pensiun anda memutuskan hubungan dengan dunia dan mengasingkan diri di tempat tersembunyi, maka duniapun akan memutuskan hubungan dengan anda”. Baru-baru ini, dalam sebuah wawancara ia mengatakan “bila saatnya tiba ia harus jatuh (meninggal) maka ia ingin jatuh sebagai biji yang akan menyebarkan pohon-pohon baru, bukan sebagai daun yang membusuk jadi sampah”. 
  2. KEBUGARAN FISIK. Selama menjalani hari-hari yang tersisa ini harus diingat bahwa sewaktu waktu kita dapat jatuh sakit. Oleh karena itu begitu kita mencapai usia 50an jalani pemeriksaan kesehatan yang lengkap dan mendalam. Bila menderita sakit tertentu harus berusaha sembuh total. Bila perlu tindakan operasi lakukanlah mumpung masih dibayar oleh kantor tempat kita bekerja atau mumpung kita masih punya banyak uang. Tinjau kembali semua kebiasaan dan pola makan dan pola hidup anda. Buat sebuah rencana diet total untuk menghambat proses penuaan dan membuat badan sehat dan bugar. Juga harus menyimpan uang yang cukup untuk berobat dan biaya layanan perawat bila diperlukan. Kesehatan memang bukan segala-galanya tetapi tanpa kesehatan, segala tidak akan ada artinya. Bagi kita yang telah berusia 60 tahun, jangan menukarkan kesehatan kita dengan benda lain. Karena saat itu, belum tentu kita dapat membeli kesehatan dengan harta kita. Dengan hati yang gembira, berolahragalah yang cukup, sering Bagian I Profesional dan Profesionalisme 85 terkena sinar matahari, makan makanan yang beragam, menyerap bermacam vitamin dan sedikit elemen logam yang seimbang (secukupnya dan tidak melebihi takaran) diharap dapat hidup sehat sampai dua, tiga puluh tahun lagi. 
  3. KEBUGARAN OTAK. Otak harus tetap aktif. Tidak ada alasan untuk berhenti membaca berbagai rujukan: buku, majalah, blog di internet, dan lain-lain. Juga mendengarkan dan berpartisipasi dalam forum diskusi, seminar dan lain-lain. Bila ada kesempatan belajar hal baru jangan sia siakan, terutama terkait teknologi informasi dan komunikasi. Saya sendiri masih membuat sendiri slide Power Points untuk presentasi, konsep laporan, dan lain-lain. Saya juga seorang pengguna BlackBerry yang aktif antara lain untuk menulis dan mem-”broadcast” Catatan Pagi saya. Saya juga pengguna Smart Phone, iPad, penggemar “games” nya yang menantang kemampuan otak saya tapi saya tidak aktif mengisi status di FB. Tentang Kebugaran Fisik dan Otak di Hari Tua ada sebuah tulisan menarik di “Detik Health” dibawah ini. Silahkan dibaca. http://health.detik.com/read/2013/04/18/153355/2224001/766/ kunci-awet-muda-jangan-pernah-merasa-tua 
  4. PENGELOLAAN UANG. Ada 2 hal sangat penting mengenai pengelolaan uang. a. Mencari Uang. Mencari uang dalam periode ini tidak perlu ngoyo. Sampai berapa banyak (seratus juta, semiliar, sepuluh miliar..) yang dianggap cukup? Punya sawah puluhan hektar? Orang sehat paling banyak hanya makan nasi 400 gram sehari. Saya malah sudah tidak makan nasi sama sekali. Memiliki puluhan buah rumah mewah? Untuk tidur dimalam hari hanya perlu tempat dua setengah meter saja. Kalau sudah cukup punya uang untuk beli makanan, vitamin, suplemen dan biaya listrik dan lain-lain. sudahlah. Pernyataan-pertanyaan ini tentunya hanya berlaku bagi mereka yang bila punya anak-anak, anak-anaknya sudah tidak lagi menjadi tanggungan. b. Tidak Usah Terlalu Berhemat. Karena hari yang tersisa tidak banyak lagi, apalagi sewaktu kita meninggalkan dunia apapun yang kita punya tidak ada yang dapat dibawa maka kita TIDAK USAH TERLALU BERHEMAT. Jika ada dana yang harus dikeluarkan keluarkanlah, apapun yang dapat dinikmati nikmatilah (tapi ingat butir 1 tentang kesehatan). Jika memiliki niat untuk beramal, lakukanlah.
  5. ANAK dan CUCU. Ada beberap tip menarik yang diberikan oleh beberapa warga senior Cina Taiwan yang saya baca disebuah majalah. (i). Walaupun punya banyak harta, JANGAN mewariskan semua harta pada anak atau cucu saat kita masih hidup. Hal ini akan menjadikan mereka tiba-tiba bisa berfoya-foya dan lupa daratan. Warren Buffet, salah satu orang terkaya di Amerika Serikat malah menyerahkan seluruh hartanya kepada sebuah Yayasan Amal yang dibentuknya untuk membantu bangsa dan warga miskin di dunia. (ii). JANGAN terlalu banyak berharap pada anak-anak kita. Anak yang berbakti, pasti mememiliki niat untuk berbakti. Tetapi karena terlalu sibuk dengan pekerjaan dan urusan keluarga masingmasing, mereka tidak akan dapat banyak membantu kita. Anak yang tidak berbakti, sewaktu kita masih hidup saja sudah mengharapkan kita agar cepat mati, supaya dapat cepat-cepat mewarisi harta kita. Anak-anak beranggapan bahwa jika harta kita diberikan pada mereka itu adalah hal wajar. Tapi uang anak-anak bukanlah uang kita, jika kita ingin minta sedikit saja dari uang itu akan sangatlah sulit. (iii). Sebaiknya, juga jangan biarkan anak-anak merampas lagi waktu orang tua mereka yang tinggal sedikit itu. Mengambil hak kita untuk istirahat, untuk mendapat kesenangan dan untuk mendapat liburan. Bertemu seminggu sekali dengan anak dan cucu adalah cukup untuk memelihara kebersamaan dan hubungan kekeluargaan. Tapi jangan sampai waktu anda habis untuk mengurusi cucu seperti kita mengurusi orang tua mereka (anak-anak kita) dulu. 
  6. MENIKMATI SISA UMUR. Jalanilah sisa hidup ini dengan gembira walapun setiap keluarga pasti punya masalah rumah tangga masing-masing. Jangan lagi berebut nama dan kedudukan dengan orang lain atau memikirkan bagaimana masa depan anak cucu kita dan hal lain-lain. Tetapi yang harus kita lakukan adalah membandingkan dengan orang lain tentang siapa yang hidupnya lebih gembira dan lebih berumur panjang. Untuk hal yang tidak mampu kita rubah, janganlah dicemaskan, tidak ada gunanya, malah akan mempengaruhi kesehatan diri sendiri. Menciptakan kebahagiaan pada hari tua tergantung pada usaha keras kita sendiri. Asalkan suasana hati kita bagus, setiap hari dengan mencari kesenangan sendiri, setiap hari kita pasti dapat menjalani hidup ini dengan perasaan gembira. Lewat sehari, berkuranglah sehari. Bergembira sehari, untunglah sehari. Tetaplah bersemangat. Orang yang memiliki semangat yang tinggi tidak akan mudah jatuh sakit. Dengan semangat yang tinggi penyakit dapat disembuhkan. 

Jakarta, Juni 2022