Mudah mudahan anda semua telah membaca tulisan pertama saya berjudul: “The Good Guy and The Bad Guy” yang juga saya tayangkan di Blog ini.
Hampir dua minggu lalu hampir semua media memberitakan tentang sebuah peristiwa di Jambi, saat Zumi Zola, Gubernur Propinsi itu yang masih muda akhirnya tidak bisa mengendalikan emosinya dan “meledak” waktu melakukan pemeriksaan mendadak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) milik Propinsinya. Silakan baca link berita di bawah ini.
Zumi Zola Marah-marah Saat Sidak, Kemendagri Kritik Soal Etika
https://m.detik.com/news/berita/3402350/zumi-zola-marah-marah-saat-sidak-kemendagri-kritik-soal-etika?_ga=1.201916115.393983229.1477039685
dan
Dikritik Soal Etika Pemimpin, Begini Aksi Sidak Zumi Zola
https://news.detik.com/read/2017/01/22/142428/3402445/10/dikritik-soal-etika-pemimpin-begini-aksi-sidak-zumi-zola
Peristiwa tersebut kemudian menjadi viral di media sosial. Berbagai komentar muncul. Seperti biasa tentunya ada yang mendukung dan ada pula yang mengkritik. Saya sempat juga melihat tayangan peristiwanya di televisi dan mendengar penjelasan yang diberikan oleh penyiar. Apa yang dilihat dan ditemukan oleh Zumi Zola memang pantas untuk menimbulkan rasa kesal dan marah bagi pemimpin manapun yang masih punya akal sehat dan mengharapkan kinerja bagus dari seluruh jajaran yang dipimpinnya.
Selama ini, baik saat sebagai Bupati atau sudah menjadi Gubernur, Zumi Zola dikenal sebagai pemuda dan pejabat yang ramah dan tidak pernah mengeluarkan kata-kata kasar kepada bawahan dan jajarannya. Masalahnya barangkali, pada saat menyaksikan hal-hal yang mengecewakannya tersebut, Gubernur Zumi terlihat sangat emosional. Ia benar-benar terlihat dengan sengaja melepaskan kemarahannya dan tidak berusaha mengendalikannya. Sebenarnya, pelepasan rasa marah seperti itu juga pernah dilakukan pada pertengahan tahun 2016 oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat mekakukan sidak di sebuah Jembatan Timbang.
Dalam teknik atau taktik Good Guy & Bad Guy yang saya tulis dulu, wakil pimpinan atau pimpinan yang memainkan peran sebagai Bad Guy akan melakukan “marah” nya secara terkendali karena sudah direncanakan sebelumnya. Saya ingat sekali, Alm. Ir. Cacuk Sudaryanto, waktu beliau menjabat sebagai Direktur Utama PT. Telkom, saat kami mengobrol di ruang kerjanya. Beliau bercerita sebagai berikut; “Bila saya sudah merasa sangat kesal karena perbaikan atas sesuatu yang saya minta segera dilakukan ternyata sampai melewati waktu yang ditetapkan belum juga dilaksanakan, sebelum acara briefing bulanan dengan semua anggota Direksi dan jajarannya, saya beritahu semua anggota Dewan Direksi bahwa ia nanti akan “marah” tentang sesuatu. Dengan demikian maka semua anggota Dewan Direksi sudah maklum dan sudah siap mendengarkan omelannya.
Mudah mudahan menjadi lebih jelas.
Jakarta, Januari 2017