Salah seorang teman mancing saya adalah seorang dokter spesialis anak berusia sekitar 45an dan berpraktek di sebuah Rumah Sakit besar di Jakarta. Tetapi yang membuat saya kagum adalah pengetahuan dan keahliannya tentang memancing yang bisa dikategorikan sebagai seorang “master”. Hampir seluruh “spot” mancing di Indonesia telah ia datangi. Ia juga sangat tahu tentang jenis peralatan yang harus digunakan untuk tiap jenis ikan yang diburu, tiap jenis teknik memancing dan kondisi laut saat memancing. Ia juga mampu merancang, membuat dan memodifikasi alat2 mancing sendiri.

Mengapa ia bisa begitu menguasai soal mancing padahal sebagai seorang dokter spesialis, kegiatan memancing itu tentunya hanya sebuah kegiatan sampingan dalam hidupnya diltar profesi purna waktunya sebagai dokter spesialis anak. Hal itu bisa terjadi karena ia punya apa yang disebut “passion” terhadap kegiatan memancing khususnya mancing di laut dalam. Kembali ke teman saya tersebut, untungnya ia pun masih tetap rajin meningkatkan pengetahuan dan keahliannya yang terkait profesi utamanya sebagai dokter spesialis. Hehehehe

“Passion” adalah sebuah kata dalam bahasa Inggeris yang padanannya dalam bahsa Indonesia yang 100% pas agak sulit dicari. Passion dapat diartikan sebagai “rasa suka” (atau cinta) yang sangat kuat terhadap sesuatu pekerjaan atau kegiatan. Bisa juga dibalik sebagai “sesuatu” yang sangat disukai oleh seseorg. Sesuatu itu bisa berbentuk barang misalnya barang antik, makhluk hidup (binatang, tanaman) atau kegiatan (cabang olah raga, seni, fotogarfi, bidang ilmu, bidang kerja atau usaha).

Orang orang yang punya “passion” terhadap sesuatu akan menghabiskan banyak waktu, energi (dan dana) untuk mempelajari dan menguasai bidangnya. Bila ditanya orang tentang bidang atau kegiatan yang mereka sangat sukai itu, mereka cenderung berbicara dengan penuh antusiasme. Orang yang mencapai prestasi gemilang dalam sebuah bidang kerja, profesi atau usaha adalah yang punya “passion” terhadap apa yang digelutinya. Terlalu banyak nama-nama orang yang bisa dijadikan contoh bila saya harus sebutkan. Mereka yang tidak punya “passion” akan terlihat tidak antusias dan mengerjakan tugasnya karena terpaksa. Apalagi mendapat kepuasan batin.

Apapun “dunia” kerja kita, apakah itu korporasi, instansi pemerintah atau institusi kepolisian dan kemiliteran akan ada bidang2 kerja yang kita mungkin punya “passion”. Oleh karena itu, kita harus berusaha mengenali “passion” kita tersebut agar bisa fokus kesitu dan mencapai sukses. Bila perlu bantuan mengenalinya, berkonsultasilah dengan seorang psikolog yang ahli dalam melakukan asesmen.

Selamat Ber-aktivitas.